Jumat, 04 Februari 2011

Gros National Produk (GNP) VS Gross National Happines (GNH)

Ekonomi adalah sentral dari segala segi kehidupan, walaupun dihubungkan dari segala segi bidang kehidupan yang lain. Sebagai contoh, kurangnya lapangan pekerjaan akan berakibat kepada menurunnya pendapatan masyarakat, ini akan berimbas kepada meningkatnya angka kriminalitas, apalagi kalau biaya hidup yang dijalani juga ikut naik, tentu akan tinggi tingkat gejolak didalam masyarakat. dalam kondisi seperti ini sangat dibutuhkan pemimpin yang mampu untuk bukan hanya berfikir tetapi cepat bertindak agar kondisi terburuk itu tidak terjadi.

Salah satu alat analisis yang dapat digunakan untuk mengukur pendapatan per kapita suatu negara adalah Gross National Produk (GNP) dimana pendekatan ini bisa mengukur pendapatan rata-rata masyarakat. Di Indonesia sendiri, menurut Menko Perekonomian Pendapatan perkapita negara Indonesia berada pada posisi 16 besar didunia, pertumbuhan ekonomi indonesia mencapai 6 % pada tahun 2010 dan diperkirakan akan meningkat mencapai 6.5 % pada tahun 2011. Capaian ini tentu saja menjadi hal yang menggembirakan akan kondisi ekonomi di Indonesia. Akan tetapi, sangat bertolak belakang dengan kondisi ril yang ada ditengah-tengah masyarakat pada saat sekarang ini. Angka penggangguran pada tahun 2010 mencapai 10 % dari lebih kurang total 250 jt masyarakat indonesia ditambah dengan potret kemiskinan yang tidak pernah hilang dari negara ini, dari sisi ini membukikan bahwa pemerintah tidak pernah melihat akan Gross National Happines (GNH)  rakyatnya.

Gross National Happines (GNH) merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat Happines atau kebahagian suatu penduduk, bukan individu antara lain :
1. Ekonomi : Pendapatan rata-rata. distribusi pendapatan
2. Lingkungan : Polusi, Kebisingan dan Lalu lintas
3. Fisik : Kesehatan Fisik
4. Mental : Penggunaan anti Depresan, penurunan jumlah pasien psikoterapi
5. Tenaga Kerja : Statitika tenaga kerja
6. Sosial : Statisti sosial seperti diskriminasi, keselamatan, angka perceraian, kasus hukum keluarga. tuntutan hukum publik, tingkat kejahatan
7. Politik : Kualitas Demokrasi lokal, kebebasan individu dan konflik asing.

Kita berharap pemimpin negara ini mampu melihat secara nyata diluar indikator ekonomi  diatas, bukan hanya membanggakan angka-angka yang ada tapi benar-benar memandang secara nyata yang terjadi ditengah-tengah masyarakat. Jika tidak. kondisi masyarakat dan politik seperti negara Mesir bisa saja mengancam negara Indonesia, ditambah tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemimpin yang cenderung menurun, pemimpin negara ini lebih memandang pentingnya pencitraan ketimbang tanggungjawab kepada masyarakatnya. Sebagai contoh semua orang-orang yang dipercaya dinegara ini selalu membawa setiap permasalahan yang ada kedalam ranah politik. Masalah hukum yang seharusnya memandang kebenaran itu adalah mutlak tapi di pelintir kedalam kekuasaan diantaranya kasus Century yang menelan anggaran 2.5 M belum lagi ada kejelasan sampai hari ini, sedangkan semua lembaga dibidang hukum tidak berjalan sebagaimana yang telah ditetapkan, hanya menjadi alat kekuasaan sebahagian orang yang berkepentingan.

Salmi Destiawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar