Senin, 25 April 2011

SETELAH 13 TAHUN TRAGEDI TRISAKTI (12 MEI 1998)



Pada tanggal 12 Mei merupakan hari dimana telah terjadinya peristiwa yang bersejarah di Indonesia, dimana tewasnya 4 orang mahasiswa Trisakti yaitu Hafidin Royan, Elang Mulia Lesmana, Hendriawan Sie, dan Hery Hartanto. Ke-empat mahasiswa tersebut merupakan korban dari tindakan aparat keamanan yang menghalau mahasiswa atas aksi yang dilakukan untuk menutut agar segera turunya Presiden Soeharto dari kekuasaan Orde Baru.


Reformasi yang dilakukan oleh mahasiswa, buruh, tani, dan serikat kaum miskin di negara ini, merupakan kejenuhan atas sebuah sistem pemerintahan yang diterapkan oleh pemerintahan orde baru, kondisi perekonomian yang semakin parah, kebebasan hak, kebebasan berpendapat, dan Hutang negara ini kepada pihak asing menjadi tolak ukur akan sebuah perubahan yang harus se-segera mungkin dapat terlaksana dan itu hanya dengan jalan menuntut Pemimpin pada saat itu agar segara turun setelah 32 Tahun memimpin di negara Indonesia ini.


Setelah memasuki 13 tahun peristiwa tersebut tejadi, memang kita dapat secara real merasakan perubahan yang ada didalam kondisi negara kita, salah satunya Sistem Pemerintahan dan perpolitikan yang jauh berbeda jika dibandingkan dengan orde baru. Akan tetapi tentunya hal yang tidak dapat di-munafikan atas kondisi masyarakat adalah semkin tingginya kemiskinan di negara ini, tingkat pengangguran, potret kondisi pendidikan dan masih banyak hal lain yang seharusnya dapat menjadi berubah setelah reformasi terjadi.


Disisi lain Pemerintah hari ini cenderung bermain angka-angka atas kondisi yang terjadi, mata mereka seakan-akan tertutupi atas kondisi yang sebenarnya terjadi. Pemimpin negara ini, saat ini hanya disibukan kepada proses "pencitraan" diri ketimbang memikirkan nasib rakyatnya. Para wakil rakyat disibukan dengan pembahasan kunjungan kerja, study banding, atau dengan pembangunan gedung super mewah yang sangat tidak masuk diakal atas segala hal pemanfaatan anggaran negara ini. Dan mereka yang kebanyakan duduk saat ini adalah orang-orang yang tidak lain merupakan tokoh-tokoh didalam proses Reformasi 1998 tersebut. 


Kebanyakan masyarakat saat ini cenderung meragukan kematangan atas semua proses Tragedi Reformasi yang terjadi pada tahun 1998 karena melihat secara nyata apa yang terjadi ditengah-tengah masyarakat. Perubahan yang terjadi di negara ini belum sepenuhnya menyentuh rakyat miskin di negara ini, penyakit moral pejabat yang semakin hari semakin meningkat menjadi bukti kingkrit akan hal tersebut. Kita membutuhkan sebuah perubahan total atas semua sistem pemerintahan, kita membutuhkan pemimpin yang rendah hati, pemimpin yang benar-benar memikirkan rakyatnya bukan pemimpin yang sibuk dengan proses pencitraan dirinya.


Tidak ada yang pernah sia-sia yang terjadi pada proses Reformasi, kita tidak pernah tahu apa kata mereka yang telah menjadi korban reformasi, Tragedi Trisakti, Semanggi 1 dan Semanggi 2. Akan tetapi mereka yang telah menjadi korban tentu tidak menginginkan hal yang terjadi pada masyarakat saat ini yang terjadi. Sekali lagi, harapan seluruh kaum tertindas di negara ini tentunya Reformasi adalah proses untuk sebuah Revolusi total didalam negara ini. Untuk kesejahteraan seluruh Masyarakat Indonesia.


Salmi Destiawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar