Baiklah, saya mulai tulisan ini dengan satu hisapan yang yang
sedikit mengantarkan kedalam sebuah kelarutan dalam bercerita yang
mungkin saja kalian sudah bosan dengan cerita dari orang yang paling tua
yang selalu ada menempel bersama kalian. Tapi tidak perlu takut karena
untuk kali ini semua cerita adalah milik kalian, saya lebih suka
menyebutkan tentang sebuah kebersamaan demi sebuah impian yang tidak
lebih hanyalah sebagai bahan lelucon ketika kita duduk bersama. Tapi
kita sendiri tidak pernah menyadari bahwa hal yang besar selalu diawali
dengan hal yang kecil, lelucon-lelucon ini yang nantinya akan menjadi
hal yang besar, yang pada satu hari nanti semua akan menjadi bagian dari
cerita kalian, bagian dari sejarah ataupun perjalanan yang pernah kita
lalui.
Hari ini saya ditemani oleh beberapa
batangan rokok, segelas kopi yang ada disamping saya, badai dan hujan
yang begiu deras diluar. Jika diantara kalian saya adalah orang yang
paling tua, tapi saya selalu yakin bahwa jiwa saya akan selalu muda jika
bersama kalian. Saya bukanlah tipikal pria romantic, yang dengan mudah
dapat menundukan hati wanita karena saya selalu sadar dengan sebuah
kutipan bahwa “harapan itu berbanding lurus dengan kekecewaan”, dan yang
pasti medan perasaan untuk segala hal sangat sulit untuk saya
takluktan. Tapi yang paling saya ketahui adalah kebersamaan yang kuat
dan keterbukaan untuk saling percaya adalah alat yang paling kuat untuk
mencapai tujuan bersama. Persetan tentang Idialisme ataupun Idiologi,
tentang kajian-kajian retorika ataupun teoritis karl mark, tapi saya
tetap beranggapan bahwa kunci dari segala hal adalah kebersaman yang
kuat, sehingga apapun tujuan dan keinginan pada ujungnya kita akan
mengarah kearah sana.
Ini bukanlah tulisan
tentang pergerakan mahasiswa 66, 76, ataupun 98, bukanlah tentang
Manajemen aksi, bukan tentang Sejarah Perkembangan Manusia, atau bukan
juga tulisan tentang cerita runtuhnya rezim Khadafi di Libya, dan yang
pasti bukan sebuah jalan untuk menurunkan sang penguasa tunggal yang ada
di kampus kita. Tapi semua yang saya lalui bersama kalian akhir-akhir
ini adalah bagian dari cerita hidup saya, satu persimpangan yang membuat
saya tersadar akan arti sebuah kebersamaan, arti sebuah persahabatan.
Benar satu tujuan telah sampai, tapi perang belum usai, tapi kalian
musti bersepakat dengan saya bahwa kunci segala-galanya adalah
kebersamaan dan keterbukan untuk saling percaya adalah kunci dari
segala-galanya. Masa lalu adalah sejarah yang kedepan hanya akan menjadi
sebuah cerita lama yang tidak akan pernah bisa kita ulangi. Hari ini,
detik ini adalah kalian yang dikemudian hari juga akan menjadi sejarah
dan bagian cerita kalian, selamat menikmati adinda-adinda ku sekalian,
silahkan kalian jalani bagaimana kalian menjalani dengan tetap menjadi
diri sendiri dan yang pasti tidak boleh tertinggal adalah hal yang besar
itu muncul dari lelucon-lelucon lepas yang tanpa kita sadari akan
menimbulkan ide-ide kreatif dalam mencapi tujuan bersama.
Satu paragraph diatas mugkin saja benar bahwa itu adalah pesan dari
orang yang paling tua yang ada diantara kalian, silahkan belajar dari
kesalahan saya, orang yang tersisihkan, orang yang terlalu larut dengan
medan perasaan persahabatan. Saya selalu yakin bahawa kehilangan
seorang sahabat itu melebihi dari kehilangan apapun, karena dia tidak
akan pernah bisa untuk dinilai dengan sebuah materi. Keterbukaan untuk
saling percaya adalah kunci untuk menjaga semua. Baiklah, sebelum saya
di-interupsi, saya akan akiri tulisan ini, terimakasih telah menjadi
tempat dengan segala kegundahan yang ada pada diri saya…. :)
Salmi Destiawan.