Saat seseorang tidak berperan lagi dalam satu dunia, mereka akan berfikir bagaimana mencari satu dunia yang baru, satu tantangan baru dan demi tujuan yang baru. akan tetapi, terkadang pemandangan orang-orang yang pernah tahu sekilas tentang pemikiran sebelumnya akan membuat sedikit pertentangan atau kontradiktif dalam mengambil suatu kesimpulan. Benar adanya, bahwa suatu hal apapun juga dapat diperbenarkan apabila dihububgkan dengan hal-hal yang kita ketahui, tapi jika semua dapat berjalan sesuai dengan idialisme dan jati diri yang dimiliki semua akan berjalan sebagaimana mestinya dan berbat apa yang harus di perbuat.
Bagi saya dunia kemahasiswaan adalah satu dunia dimana saya banyak belajar, banyak memahami tentang sebuah makna kebersamaan, tujuan, dan pastinya pemikiran tentang jati diri, idialisme ataupun ideologi yang ada. Masih teringat ketika satu orang mengajarkan bahwa "lebih baik menjadi diri sendiri, dari pada mendengarkan kata-kata oranglain, karena ketika hasilnya baik, kita sendiri yang akan menikmati dan sebaliknya jika hasil akhir tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, maka kita sendiri yang kan menanggung akibatnya, dan tidak menyesali orang lain", statement iniah yang selalu saya pegang selama saya berada didunia kemahasiswaan, ditambah satu pemikiran dimana "tidak ada kawan yang abadi, tidak ada lawan yang abadi, karena hanya kepentinganlah yang abadi didunia ini" membuat saya memegang teguh akan semua prinsip, karakter, jati diri, idialisme yang saya miliki.
Larut didalam organ internal kemahasiswaan, disibukan dengan perkuliahan yang mesti harus mencapai targetan pribadi dan ditambah dengan semua intrik kepentingan organ eksternal membuat saya cenderung menutup diri dengan organ yang ada di luar kampus. Sedangkan sistem "perpolitikan" dikampus membuat saya secara tidak langsung telah terjun dan memahami budaya politik dan sistem politik meskipun itu hanya ditataran kemahasiswaan. Tanpa disadari, muncul didalam pemikiran ini bahwasanya dunia ini adalah sangat menarik apabila nantinya ini adalah sesungguhnya, akan tetapi disatu sisi pertentangan akan terjadi karena doktrinisasi, pengaruh negatif bahwasanya kotornya sistem politik yang ada dilingkungan kita.
Hingga pada masanya saya tidak lagi menyandang status sebagai seorang mahasiswa, ataupun tidak bisa berperan penting didalam sebuah organ kemahasiswaan, membuat saya kehilangan sebuah dunia yang memang sudah seharusnya untuk saya tinggalkan. Dan atas dasar itu sesungguhnya saya sangat membutuhkan sebuah dunia baru, dengan sebuah tantangan yang baru dan yang pasti dapat berjalan sesuai dengan jati diri, idialisme yang saya miliki.
Apapun bentuk organ yang ada, organ bukanlah tujuan, akan tetapi adalah sebuah alat untuk mencapai tujuan, karena organ diisi oleh orang-orang yang memili tujuan yang sama dan akan tertuang kedalam visi dan pergerakan organ tersebut, saya mengambil sebuah keputusan yang mungkin saja bertentangan dengan pemikiran yang dulu ada, akan tetapi sampai hari ini saya tetap berkeyakinan kalau semua berpijak kepada jati diri, idialisme yang saya miliki. Nah, jika satu hari nanti mungkin saja semua sudah bertentangan maka nantinya cerita kita akan berbeda.
"Nikmati hari ini ketika itu duniamu, dan yang terpenting menjadi diri sendiri tetap lebih baik. karena Lebih baik diasingkan dari pada hidup dalam kemunafikan."
Salmi Destiawan