Cukup lama diri ini tidak lagi membuka blog ini lagi, hingga pada hari ini diriku bertanya-tanya didalam hati, betapa banyaknya sebuah keanehan yang telah terjadi disekitar lingkungan kita. Lebih dari sejuta pertanyaan yang hinggap dikepala dan yang pasti semua tertuju pada satu arah pertanyaan, "kenapa dan kenapa".
Adalah suatu hal yang biasa ketika ada yang datang dan ada yang pergi, akan tetapi ketika yang pergi adalah seorang sahabat yang secara tiba-tiba berubah dan tidak lagi menjadi siapa yang selama ini kita lihat merupakan suatu hal yang cukup berat. Dengan dalih "keyakinan" semua menjadi sirna, sampai pada hari ini saya membaca sebuah rubrik yang menyatakan bahwa sebuah keyakinan selain yang dia miliki adalah hukumnya haram.
Sulit bagi saya untuk mencerna dengan sebuah logika, ketika seorang ustadz yang menyatakan bahwa sebuah ideologi yang berada di luar agama islam adalah hukumnya "haram" (silahkan di lihat disini http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/06/08/15186/abu-jibril-yang-ikut-pancasila-akan-binasa/). Secara pribadi saya memang tidak terlalu mengetahui dengan pasti dalil-dalil yang menyatakan akan pertentangan statment yang ada di dalam link diatas, akan tetapi sejauh ilmu pengetahuan agama yang saya dapati dari semenjak saya kecil hingga saat ini adalah Islam adalah agama yang terbuka untuk semua, islam menyuruh kepada umatnya untuk melakukan apa saja yang bisa membuat kebahagian dimuka bumi ini selagi itu tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran mutlak Allah SWT. Dan yang terpenting saya berpendapat Islam tidak pernah membuat sebuah anggapan bahwa sebuah ideologi yang bersifat keduanian itu adalah mutlak di persalahkan, terkecuali yang benar-benar mutlak bertentangan dengan ajaran-ajaran Al-Quran.
Sejauh pengetahuan yang saya ketahui Nabi Muhammad memiliki bebrapa orang sahabat yang melalui mereka lah ajaran-ajaran Islam terus berkembang. Akan tetapi, setiap pribadi sahabat tersebut pasti memiliki penerimaan yang berbeda-beda tentang ajaran yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, dan itu pasti terjadi terus menerus hingga ke bawah mereka, karena setahu saya pribadi setiap manusia memiliki pola pikir yang berbeda-beda terhadap apa yang diajarkan kepada mereka meskipun itu bermuara dari satu orang. Atas dasar itulah saya beranggapan bahwasanya hari ini, pada zaman seperti ini wajar timbul sekian banyak kelompok atau ajaran-ajaran yang ada didalam Islam itu sendiri.Yang sangat saya sayangkan pada hari ini adalah cenderung pemimpin-pemimpin kelompok diatas menjadikan ajaran-ajaran didalam Islam tersebut dijadikan sebuah azas pembenaran entah itu demi sebuah kepentingan, ataukah itu murni tentang sebuah ajaran yang di ajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Karena apa, tentunya mereka akan bermuara kepada sebuah politik yang bersifat keduniaan, jabatan, dan kepentingan tentu akan sangat kental ada didalamnya. Saya berpendapat sejauh mana pemimpin tersebut dapat menjamin sebuah kebahagiaan yang hakiki untuk semua umatnya apabila benar apa yang mereka inginkan dapat terwujud.
Dan pertanyaan terakhir yang ada di dalam benak saya adalah, kenapa sebuah ajaran agama Islam banyak dijadikan sebuah azas pembenaran, azas kepentingan untuk tujuan duniawi, bahkan mereka tidak segan-segan untuk saling menghancurkan kelompok lain. Saya hari ini masih berpendapat bahwa "Bagimu agamamu dan Bagiku adalah agamaku".
Adalah suatu hal yang biasa ketika ada yang datang dan ada yang pergi, akan tetapi ketika yang pergi adalah seorang sahabat yang secara tiba-tiba berubah dan tidak lagi menjadi siapa yang selama ini kita lihat merupakan suatu hal yang cukup berat. Dengan dalih "keyakinan" semua menjadi sirna, sampai pada hari ini saya membaca sebuah rubrik yang menyatakan bahwa sebuah keyakinan selain yang dia miliki adalah hukumnya haram.
Sulit bagi saya untuk mencerna dengan sebuah logika, ketika seorang ustadz yang menyatakan bahwa sebuah ideologi yang berada di luar agama islam adalah hukumnya "haram" (silahkan di lihat disini http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/06/08/15186/abu-jibril-yang-ikut-pancasila-akan-binasa/). Secara pribadi saya memang tidak terlalu mengetahui dengan pasti dalil-dalil yang menyatakan akan pertentangan statment yang ada di dalam link diatas, akan tetapi sejauh ilmu pengetahuan agama yang saya dapati dari semenjak saya kecil hingga saat ini adalah Islam adalah agama yang terbuka untuk semua, islam menyuruh kepada umatnya untuk melakukan apa saja yang bisa membuat kebahagian dimuka bumi ini selagi itu tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran mutlak Allah SWT. Dan yang terpenting saya berpendapat Islam tidak pernah membuat sebuah anggapan bahwa sebuah ideologi yang bersifat keduanian itu adalah mutlak di persalahkan, terkecuali yang benar-benar mutlak bertentangan dengan ajaran-ajaran Al-Quran.
Sejauh pengetahuan yang saya ketahui Nabi Muhammad memiliki bebrapa orang sahabat yang melalui mereka lah ajaran-ajaran Islam terus berkembang. Akan tetapi, setiap pribadi sahabat tersebut pasti memiliki penerimaan yang berbeda-beda tentang ajaran yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, dan itu pasti terjadi terus menerus hingga ke bawah mereka, karena setahu saya pribadi setiap manusia memiliki pola pikir yang berbeda-beda terhadap apa yang diajarkan kepada mereka meskipun itu bermuara dari satu orang. Atas dasar itulah saya beranggapan bahwasanya hari ini, pada zaman seperti ini wajar timbul sekian banyak kelompok atau ajaran-ajaran yang ada didalam Islam itu sendiri.Yang sangat saya sayangkan pada hari ini adalah cenderung pemimpin-pemimpin kelompok diatas menjadikan ajaran-ajaran didalam Islam tersebut dijadikan sebuah azas pembenaran entah itu demi sebuah kepentingan, ataukah itu murni tentang sebuah ajaran yang di ajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Karena apa, tentunya mereka akan bermuara kepada sebuah politik yang bersifat keduniaan, jabatan, dan kepentingan tentu akan sangat kental ada didalamnya. Saya berpendapat sejauh mana pemimpin tersebut dapat menjamin sebuah kebahagiaan yang hakiki untuk semua umatnya apabila benar apa yang mereka inginkan dapat terwujud.
Dan pertanyaan terakhir yang ada di dalam benak saya adalah, kenapa sebuah ajaran agama Islam banyak dijadikan sebuah azas pembenaran, azas kepentingan untuk tujuan duniawi, bahkan mereka tidak segan-segan untuk saling menghancurkan kelompok lain. Saya hari ini masih berpendapat bahwa "Bagimu agamamu dan Bagiku adalah agamaku".