Senin, 22 April 2013

UNTUKMU BUNDA

Dulunya blog ini saya penuhi dengan tulisan yang lebih banyaknya itu bertemakan tentang politik, dan pastinya semua itu dipengaruhi oleh lingkungan dan hari-hari yang dipenuhi dengan diskusi lepas bersama kawan-kawan yang mungkin saja memang latar belakang yang orang bilang itu "organisatoris".

yaa.. sudah lama gk nulis di blog ini, emang gk cukup tanpa adanya kopi, teman yang paling setia dalam inspirasi saya untuk menulis, meskipun kopi itu adalah perpaduan antara rasa pahit dan manis tapi pastinya ada kenikmatan tersendiri dibalik perpaduan rasa manis dan pahit.

Saya tidak akan menulis tentang seseorang dibalik pengalamanya dibidang organisatoris, atau menulis beberapa filsafat tentang kopi. tapi kalau ada yang bilang ini adalah sebuah curhatan terserah anda punya pendapat apa, setidaknya saya menulis dan anda membaca. yaa,, kalau itu memang hanya sebatas itu saja.

kalau saya tidak salah menghitung, hari ini adalah hari ke 190, Hari ke 22 di bulan April, orang menyebutnya Jakarta, tapi saya lebih suka menyebutnya itu Batavia. Berangkat dengan Niat dan restu orang tua demi yang katanya itu adalah sebuah mimpi, bukan hanya demi sebuah tanggungjawab yang harus saya jalani. Banyak yang mempertanyakan tentang kesungguhan keputusan yang saya ambil, ketika status karyawan tetap atau pekerja abadi, masa depan yang lebih terjamin yang telah ada di depan mata itu saya tinggalkan, akan tetapi sebuah perencanaan masa depan ditambah pemikiran segala bentuk teoritis pekerja abadi menjadikan suatu keputusan itu saya ambil dan hingga saat ini saya masih mencoba untuk bertahan dikota ini.

Tak ada kata selain Ibu yang dapat membuat saya untuk bertahan hingga saat ini, Tapi hidup bukan hanya sekedar bernafas, Hidup bukan hanya sekedar uang, tapi kita butuh uang untuk hidup. Teoritisnya ketika saya berangkat dengan sebuah Plan yang menurut saya itu harus berjalan sampai disini, tetapi semua kondisinya berubah dan yang saya sayangkan saya tidak mempunyai plan selanjutnya, rasa bingung dan ketakutan untuk menghadapi hari esok masih selalu terbayangkan, dan satu yang saya syukuri adalah Tuhan masih memberikan anugerahnya untuk saya hingga hari ini. walaupun yang menjadi teman hingga hari ini hanyalah mimpi dan seraut wajah senyum untuk Ibu.

Maafkan aku yang yang belum bisa membuatmu bangga Ibuku, saya selalu yakin setiap ucapan dalam doa mu adalah kebahagian untukku, jika dalam kerinduan ku ada air mata itu hanyalah kerinduanku padamu ibu, tak ada tempat senyaman dirumah ibu, tak ada tempat selain ku bercerita kepadamu, tak ada yang kuat selain kuatnya genggaman mu, ketakutan terbesar ku saat ini hanyalah ketika diriku tak mampu memenuhi semua harapan dan keinginanmu.. Dan jika esok aku pulang, semoga hari itu aku mampu mewujudkan semua mimpi dan harapanmu.. jika aku tidak mampu, aku yakin engkau akan selalu menerima dalam semua keadaanku..

UNTUKMU BUNDA
#DAY190_JAKARTA_SEASON




 

Orang Gila, Masalah dan Mar*o Teguh…

Orang gila,, kalau dipikir entah secara jernih atau apa, mungkin saja masih mending orang gila dari pada orang waras, atau orang stengah waras. Karna apa?, karna orang gila tidak pernah sadar akan yang dilakukan dan diperbuat, sebut saja tertawa sendiri atau menangis sendiri. Tertawa dan menikmati kebahagiannya sendiri atau menangis dan menikmati kegalauannya sendiri, dan pastinya tanpa berfikir orang lain akan berkata apa.


Kali ini saya menulis keberpihakan saya kepada orang gila. Orang atau manusia yang begitu sangat menikmati hidupnya dan jika suatu hari nanti saya ikut gila, pastinya saat itu saya tidak sadar bahwa saya sudah gila.

Jika slogan Pegadaian adalah “Mengatasi masalah tanpa masalah“  saya rasa itu adalah muna karena hidup saja sudah masalah, nah jika anda ingin keluar dari masalah berhentilah untuk hidup. Tapi tidak bagi orang gila tentunya.

Siapa yang tidak kenal dengan Mar*o Teguh (MT). Memiliki entah berapa “gudang“ teorotis cerita motivasi mengatasi masalah hidup. Dan tentunya saya, anda dan kita semua sadar bahwa MT ini adalah manusia dan pasti bukan orang gila. Dan saat ini saya berpendapat si MT ini menjual jalan hidup yang pernah dilalui oleh orang gila, atau dulunya MT pernah gila dan belajar dari kegialaanya. Dan jika orang gila itu sadar dengan keadaan mereka saya berpendapat orang gila tadi akan lebih hebat dari si MT.
Atas dasar itulah saat ini saat saya berpijak pada sebuah pendapat bahwa akan lebih baik saya belajar kepada orang gila dari pada mendengar kata-kata si MT (Mar*o Teguh), sebelum saya menemui kegilaan yang hakiki. Dan jika saja saat ini saya gila saya berharap ada orang lain yang menyadarkan bahwa saya sudah gila.


Salmi Destiawan Jakarta season #Day134
Tersesatkah aku disamudera hidup… Inikah jalanku, inikah takdirku… Kupercaya dan kuyakini murninya nurani menjadu penunjuk jalanku… Lentera jiwaku.. “Nugie“