Senin, 05 Desember 2011

SESAAT SAJA

Baiklah, saya mulai tulisan ini dengan satu hisapan yang yang sedikit mengantarkan kedalam sebuah kelarutan dalam bercerita yang mungkin saja kalian sudah bosan dengan cerita dari orang yang paling tua yang selalu ada menempel bersama kalian. Tapi tidak perlu takut karena untuk kali ini semua cerita adalah milik kalian, saya lebih suka menyebutkan tentang sebuah kebersamaan demi sebuah impian yang tidak lebih hanyalah sebagai bahan lelucon ketika kita duduk bersama. Tapi kita sendiri tidak pernah menyadari bahwa hal yang besar selalu diawali dengan hal yang kecil, lelucon-lelucon ini yang nantinya akan menjadi hal yang besar, yang pada satu hari nanti semua akan menjadi bagian dari cerita kalian, bagian dari sejarah ataupun perjalanan yang pernah kita lalui.

Hari ini saya ditemani oleh beberapa batangan rokok, segelas kopi yang ada disamping saya, badai dan hujan yang begiu deras diluar. Jika diantara kalian saya adalah orang yang paling tua, tapi saya selalu yakin bahwa jiwa saya akan selalu muda jika bersama kalian. Saya bukanlah tipikal pria romantic, yang dengan mudah dapat menundukan hati wanita karena saya selalu sadar dengan sebuah kutipan bahwa “harapan itu berbanding lurus dengan kekecewaan”, dan yang pasti medan perasaan untuk segala hal sangat sulit untuk saya takluktan. Tapi yang paling saya ketahui adalah kebersamaan yang kuat dan keterbukaan untuk saling percaya adalah alat yang paling kuat untuk mencapai tujuan bersama. Persetan tentang Idialisme ataupun Idiologi, tentang kajian-kajian retorika ataupun teoritis karl mark, tapi saya tetap beranggapan bahwa kunci dari segala hal adalah kebersaman yang kuat, sehingga apapun tujuan dan keinginan pada ujungnya kita akan mengarah kearah sana.

Ini bukanlah tulisan tentang pergerakan mahasiswa 66, 76, ataupun 98, bukanlah tentang Manajemen aksi, bukan tentang Sejarah Perkembangan Manusia, atau bukan juga tulisan tentang cerita runtuhnya rezim Khadafi di Libya, dan yang pasti bukan sebuah jalan untuk menurunkan sang penguasa tunggal yang ada di kampus kita. Tapi semua yang saya lalui bersama kalian akhir-akhir ini adalah bagian dari cerita hidup saya, satu persimpangan yang membuat saya tersadar akan arti sebuah kebersamaan, arti sebuah persahabatan. Benar satu tujuan telah sampai, tapi perang belum usai, tapi kalian musti bersepakat dengan saya bahwa kunci segala-galanya adalah kebersamaan dan keterbukan untuk saling percaya adalah kunci dari segala-galanya. Masa lalu adalah sejarah yang kedepan hanya akan menjadi sebuah cerita lama yang tidak akan pernah bisa kita ulangi. Hari ini, detik ini adalah kalian yang dikemudian hari juga akan menjadi sejarah dan bagian cerita kalian, selamat menikmati adinda-adinda ku sekalian, silahkan kalian jalani bagaimana kalian menjalani dengan tetap menjadi diri sendiri dan yang pasti tidak boleh tertinggal adalah hal yang besar itu muncul dari lelucon-lelucon lepas yang tanpa kita sadari akan menimbulkan ide-ide kreatif dalam mencapi tujuan bersama.

Satu paragraph diatas mugkin saja benar bahwa itu adalah pesan dari orang yang paling tua yang ada diantara kalian, silahkan belajar dari kesalahan  saya, orang yang tersisihkan, orang yang terlalu larut dengan medan perasaan persahabatan. Saya selalu yakin bahawa kehilangan seorang sahabat itu melebihi dari kehilangan apapun, karena dia tidak akan pernah bisa untuk dinilai dengan sebuah materi. Keterbukaan untuk saling percaya adalah kunci untuk menjaga semua. Baiklah, sebelum saya di-interupsi, saya akan akiri tulisan ini, terimakasih telah menjadi tempat dengan segala kegundahan yang ada pada diri saya…. :)

Salmi Destiawan.